Dulu kami adalah macan! Dan sampai saat ini kami adalah
macan!
Macan yang penuh dengan corak perbedaan tapi satu kekuatan!
Hanya saja kami masih tertidur lelah setelah memperjuangkan
kemerdekaan.
Hanya petir yang bisa membangunkanku!
Membangunkan semangat, kekuatan, dan kesatuan!
Petir dari suara yang seragam dari berbagai penjuru.
Silahkan kalian ambil hutan kami! Bakar! Tebang! Gundul!
Percayalah, kalian tidak akan lama bisa bernafas lega.
Silahkan kalian ambil tambang kami! Keruk! Bor! Habiskan!
Percayalah, kalian akan segera melihat apa itu neraka! Apa itu inti bumi!
Silahkan kalian ambil laut kami! Bom! Jaring! Ledakkan!
Percayalah, kalian tidak akan bisa melihat indahnya surga di dalam laut!
Silahkan kalian robohkan rumah penduduk! Rumah kami! Robohkan! Hancurkan!
Percayalah, keluarga kalian tidak akan hidup tenang!
Berapa keluarga yang tinggal di jalanan, tempat kumuh, rumah kardus?
Hanya agar kalian bisa membuka lahan industri yang limbahnya juga kalian buang kemana-mana, mengotori setiap inci lingkungan yang kami jaga lestarinya kalian rusak!
Sungguh biadap kalian! Bajingan!
Buat apa ada pemerintah yang kami percayakan agar menjaga negara kami!
Memasang diri paling depan jika ada yang ingin merusak negara!
Sampah kalian!
Silahkan kalian curi uang kami! Kami masih bisa mencarinya lagi!
Terbiasa mencari uang yang
berserakan di jalanan, tong sampah, tumpukan sampah, bahkan di dalam sungai
keruh sekalipun.
Silahkan kalian curi uang kami! Otot-otot kami masih kuat!
Terbiasa melakukan pekerjaan
kasar, berat, dan berbahaya pada saat abad ke 17 silam.
Silahkan kalian curi uang kami! Otak kami masih bisa berpikir!
Dari akar seadanya kami
ciptakan barang-barang berkualitas
sampai-sampai negara lain mau mengklaimnya.
Silahkan kalian curi uang kami! Tubuh kami masih berdiri tegak!
Terbiasa untuk menahan
perihnya luka ketika memakai karung goni, terbiasa untuk tidak meminta-minta,
terbiasa tidak makan sampai akhirnya kami mati kelaparan.
Kami bangga akan itu semua!!!
Kalian jual tambang emas kami!
Kalian jual pulau kami!
Kalian jual bahkan membakar hutan kami!
Kalian jual laut bahkan membomnya!
Kalian lakukan itu semua tanpa berpikir kelak apa yang dapat
kalian wariskan kepada anak-cucu!
Tapi, kalian boleh jual itu semua, asalkan kalian tidak
menjual harga diri kami, harga diri bangsa yang telah diperjuangkan oleh para
pemberani yang tidak kalian ketahui namanya.
Mereka berjuang dengan sebuah bambu runcing sampai akhirnya
mereka merebut kemerdekaan bangsa ini, HARGA DIRI bangsa!
Apakah kalian masih bilang kami lemah, HEY para PENJAJAH
BANGSAT!
Kami masih punya pemuda-pemudi yang mampu untuk membuat
negeri ini lebih baik.
Kami percaya bahwa pemuda-pemudi kami mampu mengembalikan
harga diri bangsa.
Kami percaya generasi kami akan lebih baik daripada kalian
yang kerjanya hanya tidur, korup, jual-ini jual-itu.
Kami percaya bahwa pemuda-pemudi kami akan memerdekakan
Indonesia sekali lagi.
Memerdekakan Indonesia dari para tikus got!
Penjilat Ludah yang berdalih ingin bekerjasama dengan kami!
Kami tidak bodoh!
Kalian bisa tumpahkan darah kami! Kalian bisa sayat daging
kami! Kalian bisa penggal kepala kami!
Tapi kalian tidak bisa menumpahkan semangat kami! Menyayat
semangat kami! Memenggal semangat kami!
Karena kami INDONESIA!
Lalu apa yang kau curi?
(Saya tulis syair/puisi diatas untuk memperingati Hari Kemerdekaan negaraku, INDONESIA yang hanya terjadi satu kali. Ya, SATU KALI)
Tangerang Selatan, 17 Agustus 2014
Risky Septiantoro
No comments:
Post a Comment