9 April 2014

Bangkalan, I Called It Little Paradise

I love where I was born.
I love this city, this sky, this wind, every moment I have been through.
I was born here, this small city. I don't care what people say about my city.
It just.. You never know, you can only judge without knowing them.

Bangkalan, sebuah kota kecil dimana aku lahir. Kota dari 4 kota yang ada di pulau garam, Madura. Jika bisa aku gambarkan sebagai warna, pulauku itu sangatlah luas penuh warna dari berbagai budaya yang beragam dari 4 kota tersebut. Mulai dari macam-macam batiknya, adat istiadatnya, lagu daerahnya, alat musik tradisionalnya, tradisi dari berbagai keluarga ataupun desa disetiap sudut pulau, dan masih banyak lagi yang merupakan hasil campuran dari warna dasar (merah, biru, kuning) yang menimbulkan berbagai macam warna.

Aku sangat bangga ikut memiliki semua kekayaan itu. Ditambah lagi dengan semua keindahan alam dan budaya nya.
Batik Khas Madura
Budaya kami, Karapan Sapi
Saronen, Alat Musik Tradisional  Madura
Pakaian Khas Madura


















Apakah semua itu masih kurang bagi kalian agar pulauku dikatakan sebagai surga kecil di bumi?
Apalagi ditambah dengan penduduknya yang ramah, murah senyum, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Mungkin sebagian dari kalian yang belum mengenal pulauku dan masyarakatnya mengatakan kehidupan di sini keras, semuanya diselesaikan dengan cara kekerasan. Ada juga yang bilang masyarakat Madura suka ngambil besi-besi dan mengumpulkannya yang kemudian dijual!

Semua itu salah besar kawan! Ya, salah besar.
Kalian tahu? Warga disini ramah-ramah, solidaritas antar sesama sangat besar. Jika sesama warga Madura bertemu, dimanapun itu mereka saling menghormati. Jika ada ada kesulitan kita warga Madura meskipun tidak mengenal satu sama lain tetap saling menolong semaksimal mungkin.
Ajang sepak bola contohnya, meskipun klub sepak bola kota lain sedang bertanding supporter dari kota lain pun juga ikut mendukung meskipun itu bukan klub sepak bola kota mereka. Karena kami tau kami SETTONG DHEREH.

Selain itu kami punya tingkatan bahasa yang digunakan. Kepada orang yang lebih tua dari kami, kami menggunakan bahasa Madura yang halus, sedangkan untuk yang seumuran dengan kami, kami menggunakan bahasa sehari-hari.

Tetapi ada satu yang membuat saya agak kecewa dengan pemikiran orang di luar Madura tentang "Carok". Saya mungkin akan menjelasakan sedikit tentang satu hal ini.
Carok dalam bahasa Maduranya ialah , hal ini dilakukan untuk membela harga diri kami. Ya, kami memang sangat menjaga harga diri kami, baik itu sebagai orang Madura ataupun sebagai manusia. Ada simbol berupa kata-kata yang menjelaskan tujuan dari Carok ini yaitu: "Lebbi Bagus Pote Tollang atembang Pote Mata" (Lebih baik mati, daripada hidup menanggung malu). Nah dari kata-kata itu sudah kita tahu bahwa kami orang Madura lebih baik mati terhormat daripada hidup dengan harga diri yang diinjak-injak. Dari pribadi itu munculah Carok. Tradisi ini adalah sebuah pembelaan harga diri ketika diinjakinjak oleh orang lain, yang berhubungan dengan harta, tahta, dan, wanita. Intinya adalah demi kehormatan.

Jadi selama kalian tidak melakukan hal yang berhubungan dengan  harta, tahta, dan, wanita You'll be safe.
Ini dia keindahan alam MAdura yang berada di kotaku Bangkalan.

Pantai Sambilangan
Mercusuar Sambilangan
Sentral Kerajinan Batik Madura di Tanjung Bumi

Jembatan SURAMADU
Nah, gimana kawan? mau main gak ke daerah aku lahir? Pastinya seru kok.
Ini aja masih di daerah ku loh, belum di tiga daerah lainnya. Dan aku yakin nanti kedepannya Madura pasti lebih baik lagi.
Aku tunggu di Madura

1 comment:

  1. Madhureh!
    Len-jelen ke blogku cong http://perahukata.blogspot.com

    ReplyDelete