I love where I was born.
I love this city, this sky, this wind, every moment I have been through.
I was born here, this small city. I don't care what people say about my city.
It just.. You never know, you can only judge without knowing them.
Bangkalan, sebuah kota kecil dimana aku lahir. Kota dari 4
kota yang ada di pulau garam, Madura. Jika bisa aku gambarkan sebagai warna,
pulauku itu sangatlah luas penuh warna dari berbagai budaya yang beragam dari 4
kota tersebut. Mulai dari macam-macam batiknya, adat istiadatnya, lagu
daerahnya, alat musik tradisionalnya, tradisi dari berbagai keluarga ataupun desa disetiap
sudut pulau, dan masih banyak lagi yang merupakan hasil campuran dari warna
dasar (merah, biru, kuning) yang menimbulkan berbagai macam warna.
Aku sangat bangga ikut memiliki semua kekayaan itu. Ditambah lagi dengan semua keindahan alam dan budaya nya.
Batik Khas Madura |
Budaya kami, Karapan Sapi |
Saronen, Alat Musik Tradisional Madura |
Pakaian Khas Madura |
Apakah semua itu masih kurang bagi kalian agar pulauku dikatakan
sebagai surga kecil di bumi?
Apalagi ditambah dengan penduduknya yang ramah, murah
senyum, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Mungkin sebagian dari kalian yang belum mengenal pulauku dan
masyarakatnya mengatakan kehidupan di sini keras, semuanya diselesaikan dengan
cara kekerasan. Ada juga yang bilang masyarakat Madura suka ngambil besi-besi
dan mengumpulkannya yang kemudian dijual!
Semua itu salah besar kawan! Ya, salah besar.
Kalian tahu? Warga disini ramah-ramah, solidaritas antar
sesama sangat besar. Jika sesama warga Madura bertemu, dimanapun itu mereka
saling menghormati. Jika ada ada kesulitan kita warga Madura meskipun tidak
mengenal satu sama lain tetap saling menolong semaksimal mungkin.
Ajang sepak bola contohnya, meskipun klub sepak bola kota lain sedang bertanding
supporter dari kota lain pun juga ikut mendukung meskipun itu bukan klub sepak bola kota
mereka. Karena kami tau kami SETTONG DHEREH.
Selain itu kami punya tingkatan bahasa yang digunakan. Kepada orang yang lebih tua dari kami, kami menggunakan bahasa Madura yang halus, sedangkan untuk yang seumuran dengan kami, kami menggunakan bahasa sehari-hari.
Tetapi ada satu yang membuat saya agak kecewa dengan pemikiran orang di luar Madura tentang "Carok". Saya mungkin akan menjelasakan sedikit tentang satu hal ini.
Carok dalam bahasa Maduranya ialah , hal ini dilakukan untuk
membela harga diri kami. Ya, kami memang sangat menjaga harga diri kami, baik
itu sebagai orang Madura ataupun sebagai manusia. Ada simbol berupa kata-kata
yang menjelaskan tujuan dari Carok ini yaitu: "Lebbi Bagus Pote Tollang atembang Pote Mata" (Lebih baik mati, daripada hidup menanggung malu). Nah dari kata-kata itu sudah kita tahu bahwa kami orang
Madura lebih baik mati terhormat daripada hidup dengan harga diri yang
diinjak-injak. Dari pribadi itu munculah Carok. Tradisi ini adalah sebuah pembelaan harga diri ketika diinjakinjak oleh orang lain, yang berhubungan dengan harta, tahta, dan, wanita. Intinya adalah demi kehormatan.
Jadi selama kalian tidak melakukan hal yang berhubungan dengan harta, tahta, dan, wanita You'll be safe.
Ini dia keindahan alam MAdura yang berada di kotaku Bangkalan.
Pantai Sambilangan |
Mercusuar Sambilangan |
Sentral Kerajinan Batik Madura di Tanjung Bumi |
Jembatan SURAMADU |
Nah, gimana kawan? mau main gak ke daerah aku lahir? Pastinya seru kok.
Ini aja masih di daerah ku loh, belum di tiga daerah lainnya. Dan aku yakin nanti kedepannya Madura pasti lebih baik lagi.
Aku tunggu di Madura
Madhureh!
ReplyDeleteLen-jelen ke blogku cong http://perahukata.blogspot.com