6 December 2013

STRONG WILL

Gak ada niat untuk jadi pahlawan,
Gak ada niat untuk selalu dipuja,
Gak ada niat buat sombong,
Gak ada niat untuk menjadi contoh dan dicontoh,
serta gak ada niat buat dikenal di mata mereka.
I just have STRONG WILL!!! 


        Menginjak ke kelas 10 (atau tepatnya kelas 1 SMA), aku yang masih memiliki pemikiran masa bodo tentang  masa depan. Waktu itu cita-citaku (lebih tepatnya mimpi) masih belum jelas. Masih berupa sesuatu di dalam kaca yang tertutup embun. Semua hari-hariku aku habiskan dengan hal yang tidak berguna. Maen band, maen game, dan semua hal itu kata awalnya pasti MAEN.

        Syukur aku naik kelas. Kelas 2 SMA, aku tertarik dengan STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Yang membuatku tertarik ialah pelajaran yang akan dipelajari disana, TIDAK ADA FISIKA, TIDAK ADA KIMIA, dan TIDAK ADA BIOLOGI. Meskipun jebolan jurusan IPA, tapi kemampuan memahami mata pelajaran IPAku sangat payah. Bahkan sudah hilang semua. Mungkin dari satu kelas cuma beberapa yang ingin ke STAN. Selain itu memang aku tidak ahli dalam bidang apapun. Aku melihat lulusan STAN langsung bekerja menjadi Pegawai Negeri. Ya, mimpiku gak sehebat mereka yang ingin jadi presiden, memperbaiki tatanan negara yang masih buruk, menjadi dokter, karena menyembuhkan orang sakit merupakan tugas mulia, menjadi arsitek, membangun negeri ini untuk masa depan, atau menjadi profesor yang bisa menemukan benda yang bermanfaat bagi kita semua, menjadi tentara untuk mempertahankan negara ini dari serangan luar. IT’S VERY SUPERCOOL man!

        Di bangku kelas 3 SMA aku dipilih menjadi ketua kelas. Salah mereka memilih orang seperti aku. Akhirnya gak karuan kan kelasnya, hehehe.

        Setelah UNAS dilalui, tibalah waktu SNMPTN. Ya, SNMPTNku gagal total. Di SBMPTN juga gitu, gagal total semua. Pada waktu itu pilihan pertama dan keduaku ITS. Tapi sayang, memang bukan kemampuanku otakku untuk berkuliah di ITS. Butuh lebih dari pandai dan kreatif untuk masuk di ITS. Setelah depresi tingkat dewa karena semuanya gagal, aku pun mendaftar di UTM (Universitas Trunojoyo Madura) salah satu universitas di daerahku yang berfasilitaskan cukup dengan mengambil jurusan Teknik Informatika dengan jalur mandiri. Ya, kalian pasti tahulah tentang jalur yang satu ini. Why IT? Dimataku anak IT itu keren dan memang aku suka berada di depan komputer berjam-jam. Dan yang terpenting tidak ada FKB (Fisika, Kimia, Biologi). Alasan lain ialah Teknologi akan terus berkembang, nah berangkat dari pemikiran itu aku memutuskan untuk memilih jurusan Teknik Informatika.

        Pada waktu itu masih berpikir, untuk tidak berharap banyak dari universitas ini. Tapi aku sadar, memang kemampuan otakku yang membawaku untuk duduk di kursi universitas ini. Aku memang tidak ingin memaksakan apa yang tidak bisa dipaksakan. Dan pemikiranku tidak seluas kalian, aku hanya berpikir apa yang aku lakukan itu bisa berguna. Semua akan percuma jika apa yang kamu lakukan itu tidak berguna sama sekali.

        Oh ya, STAN pas di tahunku buka pendaftaran untuk penerimaan mahasiswa baru. So I feel excited. Setelah mengikuti rangkaian pendaftaran yang panjang. Akhirnya waktunya untuk mengerjakan soal. Sebelumnya aku sudah mempersiapkan ini baik-baik mulai dari membeli buku soal USM, mengerjakan soal setiap hari, dan berdoa. Yang menjadi semangatku ialah Orang Tua. Mereka sangat berharap aku masuk ke sekolah itu. Sebelum berangkat aku cium tangan kedua orang tuaku dan minta doa. Akhirnya tahap Tes Tulis sudah dijalani, aku tunggu hasilnya dengan berdoa memohon kepada Allah agar DIBERIKAN HAL YANG TERBAIK. Dan tak disangka sangka, hal itu terwujud aku lulus Tes Tulis, syukur alhamdulillah. Tapi perjuanganku gak selesai disitu. Masih ada tes lagi selain tes tulis. Tes Wawancara dan Tes Kebugaran-Kesehatan. Setiap sehabis subuh lari dari ujung ketemu ujung, karena rumahku di desa, jadi masih enak dibuat lari pagi udaranya. Tak puas dengan lari pagi, lari sore pun dilakukan dengan penuh semangat bersama kedua sepupuku yang menemani. Hal yang menyemangatiku pada waktu itu, aku tidak ingin semua perjuanganku dan orang tuaku kandas karena kurangnya persiapan. Dan semua perjuanganku terjawab sudah dengan diterimanya aku menjadi mahasiswa STAN yang tempat pendidikannya di Jakarta (Tangerang Selatan) jurusan D1 Perpajakan.

        Semua itu masih hanya soal keberuntungan. Aku percaya itu karena kemampuan gak sehebat yang kalian bayangkan. Allah memberikan ini semua kepadaku dan mempercayakannya padaku. So, aku akan melakukan yang terbaik dan tidak menyinyiaka kesempatan yang belum tentu orang lain dapatkan. STAN berbeda dengan universitas lain. Seleksi mereka ketat untuk penerimaan mahasiswanya, tidak seperti di universitas lainnya.

        Di STAN semua kekawatiranku untuk masa depanku lenyap seketika. STAN menjamin mahasiswanya untuk bekerja di Kementrian Keuangan. Jadi memang sudah tujuanku kuliah itu untuk bekerja. Untuk apa susah-susah kuliah 4 tahun jika mencari pekerjaan saja kita kesusahan.
Berangkat dari cita-cita yang sangat rendah itu aku sudah menentukan mau jadi apa kelak. Ya, menjadi apapun tak menjadi masalah. Mengabdi pada negeri Indonesia salah satunya dengan menjadi pegawai negeri. Memperbaiki negeri ini dari para penjilat!Akhirnya aku bisa melihat mimpi di dalam kaca yang masih tertutup embun itu. Ya! Mimpiku cuma satu dan menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara.
Ada yang ketinggalan juga, dimata kalian mungkin UTM masih diperingkat bawah. Tetapi jangan meremehkan universitas ini. Semangat yang membara itu membawa perwakilan dari UTM untuk bidang Teknik Informatika ke luar negeri dan mendapatkan juara 2 untuk kategori game tingkat Internasional yang diselenggarakan di Rusia tahun 2013.

Tidak peduli kalian mau jadi apa, mau sekolah dimana, yang terpenting lakukan yang terbaik yang kamu bisa. Dan jangan lupa STRONG WILL!!!

No comments:

Post a Comment