Gak ada niat untuk jadi pahlawan,
Gak ada niat untuk selalu
dipuja,
Gak ada niat buat sombong,
Gak ada niat untuk menjadi contoh dan
dicontoh,
serta gak ada niat buat dikenal di mata mereka.
I just have STRONG
WILL!!!
Menginjak ke kelas 10 (atau tepatnya kelas 1 SMA), aku yang
masih memiliki pemikiran masa bodo tentang
masa depan. Waktu itu cita-citaku (lebih tepatnya mimpi) masih belum
jelas. Masih berupa sesuatu di dalam kaca yang tertutup embun. Semua hari-hariku aku habiskan dengan hal yang tidak berguna. Maen band, maen game, dan semua hal itu kata awalnya pasti MAEN.
Syukur aku naik kelas. Kelas 2 SMA, aku tertarik dengan STAN (Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara). Yang membuatku tertarik ialah pelajaran yang akan dipelajari
disana, TIDAK ADA FISIKA, TIDAK ADA KIMIA, dan TIDAK ADA BIOLOGI. Meskipun
jebolan jurusan IPA, tapi kemampuan memahami mata pelajaran IPAku sangat payah.
Bahkan sudah hilang semua. Mungkin dari satu kelas cuma beberapa yang ingin ke
STAN. Selain itu memang aku tidak ahli dalam bidang apapun. Aku melihat lulusan
STAN langsung bekerja menjadi Pegawai Negeri. Ya, mimpiku gak sehebat mereka
yang ingin jadi presiden, memperbaiki tatanan negara yang masih buruk, menjadi
dokter, karena menyembuhkan orang sakit merupakan tugas mulia, menjadi arsitek,
membangun negeri ini untuk masa depan, atau menjadi profesor yang bisa
menemukan benda yang bermanfaat bagi kita semua, menjadi tentara untuk
mempertahankan negara ini dari serangan luar. IT’S VERY SUPERCOOL man!
Di bangku kelas 3 SMA aku dipilih menjadi ketua kelas. Salah mereka memilih orang seperti aku. Akhirnya gak karuan kan kelasnya, hehehe.
Setelah UNAS dilalui, tibalah waktu SNMPTN. Ya, SNMPTNku
gagal total. Di SBMPTN juga gitu, gagal total semua. Pada waktu itu pilihan pertama dan keduaku
ITS. Tapi sayang, memang bukan kemampuanku otakku untuk berkuliah di ITS. Butuh
lebih dari pandai dan kreatif untuk masuk di ITS. Setelah depresi tingkat dewa
karena semuanya gagal, aku pun mendaftar di UTM (Universitas Trunojoyo Madura)
salah satu universitas di daerahku yang berfasilitaskan cukup dengan mengambil
jurusan Teknik Informatika dengan jalur mandiri. Ya, kalian pasti tahulah
tentang jalur yang satu ini. Why IT? Dimataku anak IT itu keren dan memang aku
suka berada di depan komputer berjam-jam. Dan yang terpenting tidak ada FKB (Fisika, Kimia, Biologi). Alasan lain ialah Teknologi akan terus berkembang, nah berangkat dari pemikiran itu aku memutuskan untuk memilih jurusan Teknik Informatika.
Pada
waktu itu masih berpikir, untuk tidak berharap banyak dari universitas ini. Tapi
aku sadar, memang kemampuan otakku yang membawaku untuk duduk di kursi
universitas ini. Aku memang tidak ingin memaksakan apa yang tidak bisa
dipaksakan. Dan pemikiranku tidak seluas kalian, aku hanya berpikir apa yang
aku lakukan itu bisa berguna. Semua akan percuma jika apa yang kamu lakukan itu
tidak berguna sama sekali.
Oh ya, STAN pas di tahunku buka pendaftaran untuk
penerimaan mahasiswa baru. So I feel excited. Setelah mengikuti rangkaian
pendaftaran yang panjang. Akhirnya waktunya untuk mengerjakan soal. Sebelumnya
aku sudah mempersiapkan ini baik-baik mulai dari membeli buku soal USM,
mengerjakan soal setiap hari, dan berdoa. Yang menjadi semangatku ialah Orang Tua. Mereka
sangat berharap aku masuk ke sekolah itu. Sebelum berangkat aku cium tangan kedua orang tuaku dan minta doa. Akhirnya tahap Tes Tulis sudah
dijalani, aku tunggu hasilnya dengan berdoa memohon kepada Allah agar DIBERIKAN
HAL YANG TERBAIK. Dan tak disangka sangka, hal itu terwujud aku lulus Tes
Tulis, syukur alhamdulillah. Tapi perjuanganku gak selesai disitu. Masih ada
tes lagi selain tes tulis. Tes Wawancara dan Tes Kebugaran-Kesehatan. Setiap
sehabis subuh lari dari ujung ketemu ujung, karena rumahku di desa, jadi masih
enak dibuat lari pagi udaranya. Tak puas dengan lari pagi, lari sore pun
dilakukan dengan penuh semangat bersama kedua sepupuku yang menemani. Hal yang
menyemangatiku pada waktu itu, aku tidak ingin semua perjuanganku dan orang
tuaku kandas karena kurangnya persiapan. Dan semua perjuanganku terjawab sudah
dengan diterimanya aku menjadi mahasiswa STAN yang tempat pendidikannya di
Jakarta (Tangerang Selatan) jurusan D1 Perpajakan.
Semua itu masih hanya soal
keberuntungan. Aku percaya itu karena kemampuan gak sehebat yang kalian
bayangkan. Allah memberikan ini semua kepadaku dan mempercayakannya padaku. So,
aku akan melakukan yang terbaik dan tidak menyinyiaka kesempatan yang belum
tentu orang lain dapatkan. STAN berbeda dengan universitas lain. Seleksi mereka
ketat untuk penerimaan mahasiswanya, tidak seperti di universitas lainnya.
Di STAN semua kekawatiranku untuk masa depanku lenyap
seketika. STAN menjamin mahasiswanya untuk bekerja di Kementrian Keuangan. Jadi
memang sudah tujuanku kuliah itu untuk bekerja. Untuk apa susah-susah kuliah 4
tahun jika mencari pekerjaan saja kita kesusahan.
Berangkat dari cita-cita yang sangat rendah itu aku sudah
menentukan mau jadi apa kelak. Ya, menjadi apapun tak menjadi masalah. Mengabdi
pada negeri Indonesia salah satunya dengan menjadi pegawai negeri. Memperbaiki
negeri ini dari para penjilat!Akhirnya aku bisa melihat mimpi di dalam kaca
yang masih tertutup embun itu. Ya! Mimpiku cuma satu dan menjadi orang yang
berguna bagi nusa, bangsa, dan negara.
Ada yang ketinggalan juga, dimata kalian mungkin UTM masih
diperingkat bawah. Tetapi jangan meremehkan universitas ini. Semangat yang
membara itu membawa perwakilan dari UTM untuk bidang Teknik Informatika ke luar
negeri dan mendapatkan juara 2 untuk kategori game tingkat Internasional yang
diselenggarakan di Rusia tahun 2013.
Tidak peduli kalian mau jadi apa, mau sekolah dimana, yang
terpenting lakukan yang terbaik yang kamu bisa. Dan jangan lupa STRONG WILL!!!
No comments:
Post a Comment